Tentang Cinta, Tuan dan Hamba

Yang rupawan seraya sempurna akhlaknya
Adakah salam ini terbisik di surgamu?
Rintihan api kerinduan telah menyelimuti kalbuku

Maafkan goresan kata rindu dari jiwa pendosa sepertiku
Maafkan setetes air mata dari raga seorang pecinta sepertiku
Tuanku, maafkan jiwa yang tak berdaya ini

Malam ini hamba lelah
Dunia kian membuat hamba tertatih
Dan rindumu kekasihku, membuatku semakin letih
Si nista nan hina ini, pantaskah bermimpi
Untuk membuatmu bangga?
Senyum dari cahaya purnama itu
Bolehkah merekah padaku?

Ya, Habiballah
Bila hari itu tiba
Ketika seluruh makhluk berbaris di mahsyar
Sedang engkau mengenakan jubah kemuliaanmu
Pun bersama insan berderajat tinggi

Dapatkah kaki lemahku berlari padamu?
Bahkan mata ini pun tak sanggup menatap
Amalan apa yang pantas kubawa?
Hamba sungguh malu, Tuan
Hamba mohon ampun

Wahai kekasih Allah
Palung cinta dan rindumu untuk umat
Begitu menusuk dan terukir nyata
Dalam tulisan bisu oleh sahabat
Dari awal hingga akhir hayatmu
"Ummati....! Ummati....! Ummati....!"

Duhai Tuanku Raja seluruh alam
Sang pemilik semesta
Sudikah Engkau menghadirkan Sang Panutan umat?
Dalam lelap, walau sekejap
Memandang kesejukan parasnya dalam pelukan kalbu
Mendengar kemerduan ombak suaranya
Walau sekedar mengobati sendu
Lalu membawaku tenggelam 
Sesaat, atau selamanya

Ya Tuanku Rasulullah, Hamba rindu.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Malam

black converse

Dua Tahun