17 Ramadhan 1440H

Assalamualaikum wr wb

Terisnpirasi dari berpulangnya guru kita, KH. M. Arifin Ilham pada 22 Mei 2019 kemarin tepatnya di malam 17 Ramadhan 1440H. Parasnya yang sungguh teduh dan terbentuk simpul senyum sederhana di akhir hayatnya, tak kuasa untuk menahan jemari ku untuk tidak menuliskan kenangan kecil pada beliau. Sungguh malam yang indah untuk sebuah pertemuan agung dengan Allah SWT, Tuhan pemilik seluruh kerajaan langit dan bumi. 
            Allah mengambil ulama kita terlalu cepat. Pasti Allah sedang rindu. Allah rindu pada hamba-hamba pejuang agama-Nya. Allah rindu dengan segala dzikir dan amalan sholih yang selalu bergema hingga menggetarkan langit Arsy. 
            Entah kenapa, sejak mendengar kabar terakhir beliau, air mata ku terus mengalir seiring berakhirnya bab ini. Bukan karena sedih atas berpulangnya beliau, justru insyaAllah saya bahagia. Saya sedang iri. Iri dengan segala amal sholih yang telah beliau lakukan demi agama Allah. Iri dengan rasa rindu Allah yang amat mendalam terhadap hambanya. Pengen banget rasanya jadi hamba yang bener-bener dirindukan Allah. Akan ada saatnya kita terlalu lemah dan selalu pengen dipeluk Allah untuk istirahat sejenak atas lelahnya menghadapi ujian dunia. Tapi dunia hanyalah dunia. Sakitnya cuma sementara, sabarnya yang ngefek sampe ke akhirat.  
Dari beliau, saya belajar bahwa meninggalkan dunia bukanlah suatu hal yang menyeramkan, meninggalkan dunia adalah selesainya segala tanggung jawab yang melelahkan. Meninggalkan dunia adalah momen kita untuk bertemu dengan Allah SWT, tempat berpulang, tempat kita menerima hadiah dari segala ujian yang telah dilalui. Nah kalo ketemu idola di luar kota atau luar negeri aja perlu bekal banyak, gimana ketemu dengan Allah Azza wa Jalla pemilik seluruh alam semesta? Bekal apa yang pantas kami bawa, Ya Rabb? 
Bukan untuk pesimis ataupun mengungkit dosa orang lain, karena sejatinya manusia sepertiku memang penuh dengan lautan dosa. Tapi, ayolah kita muhasabah diri. Perbaiki diri di segala sisa umur yang ada. Manfaatkan waktu sebaik mungkin. Karena meninggal ngga memandang usia, gender dan sebagainya.
Coba direnungkan bareng, gimana kabar aktivitas kita sehari-hari? Terlalu sibuk kuliah sampe lupa sama Allah? Sibuk main? Sibuk lembur? Ngaji pegang Al-Quran berapa kali dalam seminggu? Pegang Kitab Allah cuma betah 5 menit? Coba pegang hp berapa jam? Astaghfirullah haladzim:'((((. Bukan maksud nyalahin siapa2, muhasabah diri aja, saya juga banyak bangettt salahnya, dosanya, ayo koreksi diri masing-masing. Karena dunia ini bener-bener cuma sementara. Kurang lebih cuma 1,5 jam waktu akhirat (60 tahun waktu dunia) kalo kata Allah. Kita tau tanda kiamat sudah mulai banyak bermunculan kan, terus? Mau sampe kapan hidup gini-gini aja? Mau sampe kapan Allah dijadikan "nomer sekian"?
Manusia ngga ada yang dilahirkan sempurna, pasti lahir dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Proses menuju hijrah atau istiqamah tuh pasti susah, banyak banget rintangan dan ujiannya:". Tapi kan kita bisa belajar bareng, bisa saling mengingatkan pada teman lain, bahwa janji Allah tuh benar adanya. Kiamat, hari kebangkitan dan hari peradilan akan datang di masanya. Terus bekal apa yang akan kita bawa? Istiqamah bukan selalu tentang pake jubah yang besar dan hijab yang panjang. Istiqamah adalah tentang iman yang teguh pada Allah. Diawali dengan iman yang teguh tadi, insyaAllah kita bisa memperbaiki segala persoalan kehidupan yang terjadi dalam kesehariannya. Misal, berpakaian sopan dan sesuai syariat untuk menghindari fitnah dengan lawab jenis, selalu berusaha menjaga kesabaran dan keikhlasan untuk mendapat ridho Allah SWT, berusaha menjaga lisan dan sikap terutama sopan santun, berusaha menjalankan sunnah Rasulullah SAW, dan banyak lagi. Nah, namanya juga usaha pasti ada naik turunya. Ada masa iman lagi tinggi, lagi niat banget ibadah, kadang juga ada masa lelah atau iman lagi turun. Dengan iman yang turun tadi apa yang perlu kita lakukan? Ya dengan menyibukkan diri di aktivitas yang mendekatkan diri kita pada rahmat Allah. Misal, tadarus Al-Quran beserta artinya, dateng kajian, belajar hafalan Al-Quran, dll.
Untuk menjadi istiqamah bukan berarti harus melulu tentang agama. Urusan dunia dan akhirat harus tetap seimbang. Tapi kan kita tau, dengan mengutamakan akhirat (menaati perintah Allah SWT) maka dunia akan ngikutin, ya kan?. Saya belum jadi orang yang istiqamah juga temen-temen:"( saya disini juga masih belajar, masih sangat fakir ilmu. Cuma ingin sedikit sharing aja dengan temen-temen tentang kehidupan ini, pengen sedikit mengingatkan, mumpung masih di dunia, tinggal gimana kita bisa memanfaatkan waktu sebaik mungkin, untuk sama-sama menabung ladang amal akhirat mulai dari sekarang, buat bekal ketemu Allah SWT, insyaAllah. 
Eheheh alhamdulillah, mungkin segini dulu curhatan singkat yang bisa disampaikan malem ini:"). Boleh kasih Al-Fatihah nya buat Alm. KH. M. Arifin Ilham semoga khusnul khotimah dan bahagia berada di sisi Allah SWT, bersama para Rasul dan Malaikat-Nya. 
Okee, sekian dulu yaaa:") terimakasih yang sudah baca sampe kalimat terakhir disini. Jangan lupa selalu belajar istiqamah dalam berjuang untuk agama Allah yaa:").

Wassalamualaikum wr wb


Jangan lupa selalu jaga sholawat dan istighfarnya<3 p="">




*Ditulis insyaAllah untuk mengenang Alm. KH. Arifin Ilham, juga karena lagi bosen nugas laporan SPSS Biostatistika Inferensial dan resume praktikum matkul PVR pdhal deadline besok ehehe:3 (memang ga penting, hanya sebagai momen waktu nulis)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Malam

black converse

Dua Tahun