Waktu Terbaik


Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Gimana kabarnya temen-temen? InsyaAllah dalam keadaan sehat semua yaaa;))
Karena lagi KRS-an, server down, makin migrain ini kepala wkwk:( terlanjur buka laptop, biar ga nganggur, jadi hamba pake waktunya untuk upload bab ini ehehe
Masih nyambung sama bab kemaren, dengan buku, dan penulis yang sama, selamat membaca:))

Dari Syekh Ibnu Athoillah menyampaikan hikmahnya yang ke-72:
"Waktu terbaik dalam hidupmu adalah saat kau menyaksikan dirimu sangat fakir dan membutuhkan kehadiran Allah, serta saat kau merasa hina dihadapan Allah SWT."
Maksudnya gimana?
Jadi, saat manusia melihat dirinya kaya, tercukupi, terpandang mulia, dan merasa aman atas perlindungan makhluk, maka justru saat itu bukanlah waktu terbaiknya. Karena pada posisi tersebut bisa jadi manusia perhatiannya sedang bergeser dan sedikit lupa kepada Allah SWT. Waktu terbaik yang dialami manusia adalah waktu dimana dia merasa hina dihadapan Allah SWT dan merasa sangat membutuhkan Allah.

Dikisahkan, seorang Syekh Atto' Sulami yang sedang berpuasa selama 7 hari, hatinya bahagia wlalaupun fisiknya lemah, maka disarankan oleh sahabatnya agar sementara waktu untuk tidak berpuasa. Namun beliau pun berdoa- "Ya Allah, sekiranya engkau memberi kekuatan kepada saya untuk puasa selama 3 hari lagi, maka saya akan melaksanakan sholat 1000 rokaat."
MasyaAllah, beliaupun merasa berada dalam kenikmatan luar biasa saat dapat berpuasa dan melaksanakan nazar sholat 1000 rokaat tersebut. Beliau pun sangat bergembira karena selalu berada dalam jalan Allah, senantiasa merasa membutuhkan Allah dan terhindar dari rasa ketergantungan kepada manusia.

Disamping itu, ada kisah seorang Syekh Fathan Mushilly yang saat pulang kerumah namun tidak didapatinya makanan, juga tidak ada kayu bakar untuk memanaskan tubuh. Saat itu beliau berdoa- "Ya Allah, karena ibadah apakah yang menyebabkan Engkau menmpatkan saya dalam keadaan yang membahagiakan ini? Sebab amal apakah Ya Rabbi, sehingga Engkau jadikan saya mulia seperti ini? Amal apakah yang harus saya jalankan sehingga engkau terus berkenan memberikan kemuliaan kepada saya, saya sungguh membutuhkan Engkau, Ya Rabbi."

Nah, untuk di zaman modern dan penuh teknologi seperti sekarang, apakah kita ngga boleh memiliki kekayaan? Apakah ngga boleh naik mobil keren dan tinggal di rumah mewah?
Jawabannya, insyaAllah tetap diperbolehkan. Namun hal tersebut adalah salah satu suasana yang berpotensi menggelincirkan manusia dari yang sangat membutuhkan Allah SWT, hingga hatinya teralih kepada makhluk dan perhiasan dunia yang saat itulah merupakan keadaan ia sudah jauh dari Allah SWT.
Bagi seorang hamba dan murid yang serius, kala ia mendapatkan kebutuhan dan kekurangan, maka ia justru merasa bahagia. Karena saat itulah berarti ia telah berada pada jalur yang dipantau oleh Allah SWT. Saat itu seharusnya kita merasa bahagia dan selalu bersyukur.

Alhamdulillah, tulisan pendeknya udah selesai ya kawan-kawan ehehe:")
Semoga bermanfaat untuk temen-temen semua, selalu sabar dan ikhlas yaa dalam menjalani hidup yang setengah berat ini wkwk:')

Jangan lupa sholawat dan istighfarnya setiap hari yaaa<3 o:p="">

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Sumber buku:
Tasawuf dalam Etos Kerja, oleh: Dr. KH. M. Mustaghfirin Amin, MBA.
Malang, 2019.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Malam

black converse

Dua Tahun